Monday, November 1, 2010

Ini, Rahasia Langsingnya!

Di usia mereka selang 20-an, 30-an, 40-an, tiga pakar kesehatan ini terlihat tetap langsing, bugar dan selalu menawan. Sontek trik dietnya!

Vika Novia Zamri, 28,
Dokter gigi spesialis ortodonti


Jauhi Gorengan, Perbanyak Air Putih
Saya berusaha menerapkan gaya hidup sehat dengan cara mengatur pola makan dan berolahraga. Meski frekuensinya belum teratur, saya selalu berusaha latihan di atas treadmill paling tidak 1-3 kali seminggu, bisa di rumah ataupun di tempat fitness.

Sebenarnya saya tidak melakukan diet tertentu. Hanya, saya selalu menepati jadwal makan 3 kali sehari dengan porsi yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau sedang banyak kegiatan, saya makan lebih banyak dari biasanya. Kombinasi makanan juga diusahakan seimbang.

Misalnya, untuk sarapan saya menyantap buah-buahan potong atau roti. Untuk makan siang, nasi satu porsi, lauk seperti ayam panggang, sup tahu, dan selada. Menu makan malam kira-kira mirip dengan menu makan siang. Tapi, saya membatasi waktu makan malam paling telat pukul 7. Kalau terlalu dekat dengan waktu tidur, takutnya lemak akan numpuk di badan.

Karena berusaha mengombinasikan nutrisi supaya seimbang, saya tidak menghindari jenis makanan tertentu. Makanan apa saja saya ’hajar’. Tapi, kebetulan saya nggak terlalu suka gorengan dan mi instan. Bisa dihitung pakai sebelah jari tangan, deh, saya makan mi instan dalam sebulan.

Sebetulnya, saya paling hobi makan es krim dan cokelat. Tapi, saya sadar untuk tidak menjadikannya kudapan harian. Cuma sekali-sekali saja. Saya juga tidak terbiasa ngemil untuk melampiaskan stres. Kalau lagi bete, lebih baik saya melakukan kegiatan lain, seperti nonton film atau jalan-jalan.

Supaya seimbang dengan makanan, saya juga selalu minum air putih banyak-banyak. Dalam sehari, saya bisa minum 2 liter. Sejak dulu saya memang cinta air putih. Rasanya, badan dan pikiran yang tadinya suntuk bisa langsung segar kembali setelah minum air putih. Saking hobinya, ke mana-mana saya selalu bawa bekal air putih dalam botol.

Motivasi saya memelihara kesehatan adalah untuk mendapatkan kualitas hidup yang terbaik. Saya ingin dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik dan bisa menjalankan fungsi saya dengan baik untuk diri sendiri, keluarga, dan lingkungan.

Tip dari Vika
Kesehatan adalah modal berharga yang membuat kita bisa menikmati hidup. Kadang-kadang kita baru menyadarinya ketika sudah jatuh sakit.
Pada kondisi tertentu, misalnya sedang tidak enak badan, banyak kegiatan, tidur tidak cukup, konsumsilah multivitamin.
Jangan lupa memelihara kesehatan gigi, karena gigi adalah tempat bersarangnya kuman penyakit yang bisa menyebar ke seluruh tubuh.

Mony Suriany, 34,
Instruktur yoga & pendiri Yoga@42° di Kemang


Olahraga Hari Ini = Sehat di Hari Tua
Saya melakukan bikram yoga setiap hari. Ketika sedang banyak kegiatan, saya selalu berusaha melakukan yoga paling tidak 4 kali seminggu. Olahraga ini rutin saya lakukan, meski sedang berlibur di luar kota ataupun luar negeri. Sebelum berangkat liburan, saya selalu browsing studio bikram yoga terdekat, sehingga tetap bisa melakukan yoga sembari berlibur.

Saya mulai melakukan bikram yoga sejak 8 tahun yang lalu. Alasannya? Karena jenis yoga yang dilakukan di temperatur ruangan panas ini mampu membakar banyak kalori, tetapi tidak tergolong olahraga high impact. Saya memang sengaja menghindari olahraga high impact supaya tidak melukai lutut yang mulai sering rewel.

Setiap kali selesai yoga, saya merasa seperti menabung untuk bekal kesehatan di masa tua. Apalagi setelah selesai yoga, badan saya selalu terasa segar dan ringan. Karena itu, meskipun sedang hamil, saya tetap konsisten melakukan yoga. Kalau kelewatan satu hari saja, rasanya badan ini pegal-pegal, berat, dan mood saya juga jadi terganggu.

Satu lagi kelebihan yoga, saya tak perlu memantang makanan apa pun supaya badan tetap langsing! Asal tahu saja, saya ini adalah pemakan segalanya, termasuk fast food. Saya juga hobi ngemil. Gara-gara doyan ngemil, saya malah dijuluki snack queen oleh teman-teman.

Makanya, saya nggak pernah bermasalah kalau pergi ke pesta atau ada teman yang mentraktir makanan.Kebetulan murid saya juga banyak yang doyan makan. Selesai yoga, kami suka pergi wisata kuliner atau mengadakan potluck party di studio.

Meski melahirkan lewat operasi caesar, saya sudah mulai latihan yoga ringan 2 minggu setelah melahirkan. Seminggu setelahnya saya baru melakukan bikram yoga. Pada umumnya, wanita yang melahirkan secara normal sudah bisa melakukan yoga dalam waktu 2 minggu setelah melahirkan. Tapi, kalau melahirkannya lewat operasi caesar, paling tidak mesti harus menunggu antara 1-3 bulan, tergantung dari kondisi fisik dan keaktifan wanita tersebut sebelum hamil.

Karena sibuk mengurus anak, frekuensi latihan saya berkurang bila dibandingkan ketika sebelum hamil. Kalau dulu saya bisa yoga 6-7 kali seminggu, sekarang cuma bisa 4-5 kali seminggu. Selain yoga, dulu saya juga masih sering olahraga jalan, berenang, dan kick boxing. Tapi kini, saya merasa yoga saja sudah cukup.

Tip dari mony
Temukan olahraga yang paling pas dengan tubuh dan minat Anda, sehingga Anda akan selalu termotivasi untuk melakukannya.
Jika ingin mencoba yoga, pertama-tama lakukanlah dengan didampingi oleh instruktur yang sudah berpengalaman. Melakukannya sendiri bisa berisiko menimbulkan cedera.
Hamil bukan berarti pantang berolahraga. Malah, olahraga ketika hamil amat baik untuk memelihara kebugaran, melancarkan peredaran darah, dan mengatasi keluhan-keluhan khas kehamilan.

Luciana B. Sutanto, 44,
Spesialis gizi klinik & dosen FK-UI

Makan Teratur, Banyak Bergerak
Cara saya merawat tubuh supaya tetap langsing dan sehat sebenarnya sederhana saja, yaitu mengatur pola makan, tidur cukup, dan olahraga. Saya paling suka berenang dan golf. Tetapi, karena tidak punya waktu berolahraga yang teratur, saya selalu usahakan melakukan aktivitas fisik yang cukup banyak sebagai penggantinya. Misalnya, saya ini hobi jalan kaki ke mana-mana. Kalaupun menumpang mobil, saya senang nyetir mobil sendiri tanpa sopir.

Mengenai pola makan, saya selalu menjalankan diet dengan gizi seimbang. Dalam sehari, konsumsi saya terdiri dari 3 kali makanan utama dan 2-3 kali snack. Jenis kudapan saya macam-macam, seperti susu, kue, buah, cokelat hangat, cokelat batangan, dan lain-lain. Saya cuma tidak suka makan gorengan dan minum es. Berhubung cadangan lemak di tubuh saya pas-pasan alias tubuh saya mungil, saya usahakan untuk tidak pernah terlambat menepati jadwal makan.

Untuk urusan porsi, baik makanan utama maupun snack, saya menyantap secukupnya saja. Kalau kebanyakan, kan ada risiko kegemukan. Saya berusaha menyesuaikan jumlah makanan yang disantap dengan jumlah kalori yang saya perlukan berdasarkan berat badan. Pengecualiannya hanya kalau ada acara khusus, seperti pesta dengan suguhan makanan enak. Kalau sudah begitu, ya, kadang-kadang saya makan agak banyak juga. Tapi kan acara demikian tidak diadakan setiap hari.

Kalau merasa dalam seminggu sudah terlalu sering makan berlebihan, saya akan membatasi porsi makan untuk acara selanjutnya. Diusahakan juga memilih makanan sesuai yang dikonsumsi sehari-hari. Misalnya, meski di acara tersebut tersedia banyak pilihan makanan yang manis atau berlemak, saya pilih makan nasi beserta lauk-pauknya. Tapi, yang jelas, saya tidak memantang apa pun, hanya membatasi porsinya kalau merasa perlu. Satu-satunya pantangan saya adalah makanan yang tidak enak, ha...ha... ha....

Tapi memang, saya selalu berusaha memilih jenis makanan sehat. Makanan sehat itu tidak identik dengan rasa tidak enak. Kalau pandai meramunya, jenis makanan yang kelihatannya tidak sehat bisa diolah menjadi lebih sehat. Misalnya, untuk membuat nasi goreng, saya memakai sedikit saja minyak untuk menggoreng. Setelahnya, saya imbangi dengan makan sayur yang banyak. Saya berusaha menjalankan diet sehat, supaya tidak perlu lagi mengonsumsi suplemen.

Selama merawat pasien, saya amati kebanyakan kegagalan mereka dalam mendapatkan bentuk tubuh yang diinginkan adalah karena faktor motivasi yang lemah. Sukses atau gagalnya kita mempertahankan kesehatan dan berat badan amat dipengaruhi oleh kekuatan motivasi. Mayoritas pasien mengeluh tidak punya waktu untuk menjalankan pola makan yang benar dan berolahraga. Padahal, banyak juga yang sukses melakukannya, meski sama-sama sibuk.

Bagi saya sendiri, kalau ditanya apa motivasi saya memelihara kesehatan, jawabannya: selain karena ada riwayat diabetes di dalam keluarga, saya juga suka lemas, pusing, dan tidak bisa berkonsentrasi kalau terlambat makan. Makanya, saya selalu makan secara teratur. Dalam hal merawat berat badan, selain untuk kesehatan, penampilan fisik yang indah dipandang adalah nilai plus yang bisa diperoleh. Kalau berat badan seperti yo-yo, bisa-bisa pakaian favorit saya tidak bertahan lama, ’kan?

Tip dari Luciana
Melakukan diet bukan berarti kita harus menderita karena puasa sepanjang hari. Intinya, sesuaikanlah jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh dengan yang kita butuhkan untuk berkegiatan.
Jangan jadikan kesibukan dan kondisi fisik sebagai alasan untuk tidak memelihara kesehatan. Kalau memang punya niat kuat, sesibuk apa pun kita, pasti selalu ada cara untuk melakukannya.
Jangan malas bergerak. Teknologi seperti elevator, kendaraan bermotor, dan sebagainya memang berguna untuk mempermudah hidup kita. Tetapi, kalau mau sehat, lebih baik Anda menggunakan kaki sendiri untuk bepergian dan naik-turun tangga.

Penulis: Nayu Novita
[Dari femina 16 / 2010]

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :