Friday, November 5, 2010

Polemik Letusan Merapi 1006M

Hingga kini letusan Gunung Merapi pada 1006 masih dipercaya telah terjadi, namun masih diperdebatkan kebenarannya. Penulis terdahulu telah mengkaitkan “pralaya” yang terjadi di Kerajaan Mataram pada tahun 928 Saka (1006) sebagai akibat vulkanik. Bemmelen, serang ahli Geologi asal Belanda, juga memperkirakan dampak letusan tersebut telah merusak dan mengubur Candi Mendut dan Borobudur, serta membendung aliran Kali Progo.

Dugaan Labberton (1922) dan Bemmelen (1949) bahwa suatu letusan pada tahun 1006 telah mengakibatkan perpindahan Kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur telah dibantah oleh Boechari (1976) karena Kerajaan Mataram telah pindah ke Jawa Timur sejak tahun 928. Hal ini juga ditunjukkan dengan ditemukannya Prasasti Anjukladang yang dibuat oleh Mpu Sindok pada tahun 937, dan merupakan prasasti Kerajaan Mataram pertama di Jawa Timur.
Pada prasasti Pucangan secara jelas disebutkan bahwa pralaya di kerajaan Mataram terjadi tahun 1016 disebabkan oleh serangan Raja Wurawari dari Lwaram pada jaman pemerintahan Raja Darmawangsa yang memerintah dari tahun 991-1016 M. Penggantinya adalah Airlangga yang membuat Prasasti Pucangan pada tahun 1041 dan memerintah dari tahun 1019-1042.
Dari penemuan endapan Selo tefra dan berdasarkan fakta sejarah bahwa Mpu Sindok telah memerintah pada 928 atau 929 sampai 948, maka kemungkinan letusan Merapi cukup besar waktu itu (VEI 3-4) yang terjadi antara tahun 765-911 telah mendorong penduduk Kerajaan Mataram untuk mulai pindah ke Jawa Timur. Endapan debris avalanche yang terjadi di Merapi mungkin dalam skala kecil antara tahun 870-970.
Bukti-bukti ini menyimpulkan bahwa letusan besar Gunung Merapi pada tahun 1006 tidak pernah terjadi. Dari fakta-fakta yang telah dibahas di atas, ada tiga kemungkinan penyebab pindahnya penduduk Kerajaan Mataran ke Jawa Timur pada waktu itu, yaitu akibat intensitas Merapi yang tinggi, atau untuk menghindari serangan dari kerajaan Sriwijaya, dan yang terakhir karena letak lokasi perdagangan yang strategis di daerah Delta Brantas.

sumber: Jurnal Geologi Indonesia vol I no.4 2006

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :