Wednesday, December 1, 2010

James Bond 007 Incar Sabang. Apa Kabar George Sorros...

Seperti pemeran film James Bond, agen 007 dalam serial fiksi spionase legendaris dari Inggris yang memukau hampir seluruh generasi dari tahun 1950 - 2008, ternyata cerita itu bukan sekadar fiksi belaka. Beberapa cara, metode dan taktik penyusupan, menghadapi tekanan dan ancaman hingga mampu meloloskan diri dari areal “hot spot” dengan membawa data informasi dan intelejen apapun dari daerah yang menjadi penyusupan agen 007 dapat diadopsi dan bisa dilaksanakan dalam intensitas dan kapasitas yang berbeda. Kesamaannya adalah cara dan taktiknya saja.


Salah satu peran yang dapat diadopsi ini adalah adanya sinyalemen bahwa George Soros, valuntir bisnis kelas kakap AS tengah berada di Aceh, tepatnya di Sabang pada awal Nopember lalu. Ini adalah kali ke tiga (3x) Sorros berkunjung ke Aceh setelah Juli 2010 dan September 2007 lalu. Saat itu ia ditemani oleh Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf.


Soros yang tidak asing lagi nama dan sosoknya di tengah-tengah kita memang benar-benar agen 007 modern. Bayangkan saja ia bisa masuk ke Indonesia bahkan ke Aceh kali yang ke tiga tanpa diketahui khalayak ramai. Ia berleha-leha di Sabang yang memang sangat tepat untuk tujuan berleha-leha seperti di Bali.


George Soros merupakan pengusaha Amerika berdarah Yahudi adalah pendiri Open Institute Society yang dikenal sebagai milyuner berpengaruh di dunia. Kebijakannya di bidang bisnisnya sering memberi pengaruh luar biasa terhadap sektor perbankan, bursa saham, dan perekonomian sejumlah negara. Diantara pengaruh tersebut juga sempat dikait-kaitkan dengan terguncangnya ekonomi Indonesia pada tahun 1997.


Tapi, buat apa sekelas Soros berleha-leha ke Sabang kembali? Bukankah ada banyak destinasi wisata kelas wahid dunia diberbagai belahan bumi ini? Kendati Sabang diakui juga menyimpan pesona alam yang tiada tara khususnya surga bawah laut, tapi Sabang belum memiliki sarana seperti Hotel dan transportasi yang mumpuni berkelas dunia.


Logikanya buat Soros kalau hanya sekadar jalan-jalan? Menurut data bocoran dari pihak yang dapat dipercaya, Sorros sedang membidik Sabang untuk dijadikan pelabuhan bebas kelas dunia kembali. Posisi Pulau Weh tempat berdirinya kota Sabang ini dianggap sangat strategis untuk menggantikan dan mengurangi peranan Singapore yang dinilai menjadikan bea pelabuhan sangat tinggi.


Jika Sabang dapat dipoles, dikrimbat, dibedakin dan direbonding (istilah untuk menambah kecantikan) pastilah daerah ini akan menjadi lumbung penghasilan yang sangat besar untuk pemasukan daerah dan tentu bagi kocek Sorros itu sendiri.


Memang peranan Soros bukan membeli Pulau Weh, tapi mengucurkan dana dan investasi dalam pembangunan Pelabuhan bertaraf Internasional, menyediakan fasilitas pendukung, jalan, listrik dan alat Transportasi serta lapangan terbang berkelas Internasional. Belum lagi Hotel berbintang Internasional juga akan dibangun oleh modal Soros. Bukankah dari hasil ini berarti Sorros akan menerima pemasukan dari keuntungan yang tiada tara?


Bagaimana cara Soros memobilisasi dan mengkondisikan agar pelabuhan laut Internasional dapat dialihkan ke Sabang? Tentu mudah bagi Sorros. Berkat lobi di Kongres dan Pemerintah AS akan menekan seluruh dunia agar menggunakan pelabuhan tersebut, teutama bagi kapal yang berasasal dari Afrika, Eropa dan Asia Tengah yang akan menuju ke Australia dan ke Laut Cina Selatan termasuk ke Asia Timur.

George Sorros dan istri (kacamata) di Sabang Juli 2010 lalu. Didampingi oleh gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan istri. (photo Serambi Indonesia)


Soros sangat serius dalam masalah ini. Ia diperkirakan telah memberikan bantuan Milyaran rupiah untuk membantu pemetaan lokasi atau landscape lokasi. Setelah itu mungkin akan bertambah ke tingkat pembebasan lahan dan seterusnya pembangunan infrastruktur, terus ke struktur fisik dalam beberapa tahap hingga ke perelengkapan. Diperkiarakan semua tahapan tersebut akan selesai dalam waktu 3 tahun.


Jadi percaya apa tidak percaya, kemungkinan tahun 2014 atau 2015 Sabang akan bersolek dan ia siap-siap menjadi primadona kembali, primadona pelabuhan kelas dunia. Kalau dulu ia sempat kecewa dan frustrasi akibat beralihnya perhatian kepada dirinya dengan hadirnya Batam, ia pun murung selama sekian tahun. Ia terlunta dan tertatih-tatih. Ia menangis sedih puluhan tahun lamanya. Sabang memang merana dan hanya merenung kisah indah yang pernah dirasakannnya.


Kini harapan itu sudah muncul kembali.. Apakah kita siap menerima Soros atau terima Pelabuhannya saja? Tentu harus ke duanya bukan, agar investor berani dan yakin bahwa Aceh sekarang memang sudah saatnya mandiri dan membangun lebih baik di segala bidang, temasuk bidang rohani dan mental SDM harus ditingkatkan di segala lini. Mari sonsong Soros dan masa depan yang lebih cemerlang untuk Aceh.

abang geutanyo-Kompasiana

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :