Wednesday, January 26, 2011

Membungkam Atheis

Pada suatu hari, seorang ilmuan besar dari bangsa Romawi datang ke kota Kufah untuk berdialog tentang masalah ketuhanan dengan cendikiawan-cendikiawan muslim dimasa itu, banyak ulama yang tidak menghiraukan kehadiran ilmuan kafir itu. Hanya Abu Hanifah yang berani menghadapnya, dialogpun dimulai dan Abu Hanifah berkata, katakan pendapat tuan! , ilmuan kafir itu heran dengan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:

Atheis : Pada tahun berapakah Tuhanmu dilahirkan?

Abu Hanifah: Allah berfirman; Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan.

Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelumnya?. Pada tahun berapa Dia ada?

Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.

Atheis : Kami mohon deiberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!.

Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?

Atheis : Ya.

Abu Hanifah : Angka berapa seblum angka satu?

Atheis : Tidak ada angka (nol).

Abu Hanifah : kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah yang maha esa yang hakiki tidak ada yang mendahuluinya?

Atheis : Dimanakah Tuhanmu berada sekarang? Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.

Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah didalam susu itu keju?

Atheis : Ya, Sudah tentu.

Abu Hanifah : Tolong perlihatkan padaku dimana, dibagian mana tempatnya keju itu ada sekarang?

Atheis : Tak ada tempat yang khusus, keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bagian.

Abu Hanifah : kalau keju yang berupa mahluk tidak memiliki tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah? Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan.

Atheis : Tunjukkan kepada kami dzat Tuhanmu? Apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air.

Abu Hanifah : pernakah tuan mendapingi orang sakit yang akan meninggal?

Atheis : Ya, pernah.

Abu Hanifah : Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?

Atheis : Karena rohnya meninggalkan tubuhnya.

Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?

Atheis : Ya, masih ada.

Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seperti gas?

Atheis : Entahlah, aku tidak mengetahui.

Abu Hanifah : Kalau tuan tidak mengetahui zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah mahluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan Dzat Allah Ta’ala.

Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?

Abu Hanifah : jika tuan menyalakan lampu didalam gelap malam, kearah manakah sinar lampu itu menghadap?

Atheis : sinarnya menghadap keseluruh arah dan penjuru.

Abu Hanifah : kalau demikian halnya dengan lampu yang Cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta’ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

dari: kompasiana

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :