Saturday, January 22, 2011

TERNYATA PENGALAMAN BERPERAN BESAR MENENTUKAN LIBIDO

Banyak hal yang memengaruhi besar kecilnya libido seseorang. Perlu dicari cara yang pas agar libido Anda seimbang dengan pasangan.

Sebetulnya, apa, sih, yang disebut libido? “Libido itu sama dengan gairah,” Gairah atau libido merupakan siklus seksual pertama. Siklus seksual setelah gairah (libido) adalah ereksi pada pria, dan bangkitan seksual pada wanita. Bangkitan seksual ditandai antara lain oleh mulai terjadinya perlendiran, atau perpanjangan dan perlunakan vagina. “Ada wanita yang gairahnya tinggi tapi tidak bangkit, atau pada pria, ada gairah tapi tak bisa ereksi. Ini yang disebut disfungsi ereksi.” Setelah ereksi atau bangkitan seksual, muncullah orgasme dan diakhiri dengan resolusi.

Sebetulnya tidak ada yang disebut libido besar maupun kecil. “Anggapan ini muncul karena hubungan seksual berjalan tak harmonis. Salah satu pihak tidak bisa menikmati.

Faktor yang memicu munculnya gairah bisa bermacam-macam. “Yang pertama adalah kebugaran dan kesehatan. Jika fisik sehat, gairah pasti muncul. Faktor berikutnya adalah pengalaman seksual (riwayat seks). Pengalaman ini bisa baik atau buruk (traumatis), yang bisa menjadikan libido jadi lebih baik atau lebih jelek.

Misalnya, “Ketika belum menikah, banyak orang yang menganggap seks itu selalu nikmat. Namun, begitu menikah, kenyataannya bisa jadi tak seperti yang dibayangkan. Misalnya, habis senggama, kok, sakit. Ini malah bisa memicu trauma. Tapi bisa juga sebaliknya. “Kalau ternyata nikmat, ya, libidonya bisa meningkat.
Faktor lain yang juga bisa membantu memacu libido adala imajinasi seksual dan variasi hubungan seksual. Agar muncul gairah, harus ada obyek atau imajinasi. Tanpa ada imajinasi, reaksi seksual enggak bakal muncul. Kalau imajinasi seksual bagus dan ada obyek menarik, reaksi seksual pun akan muncul.

Perlu Variasi

Agar libido setiap pasangan terjaga, sesekali perlu juga diberi variasi dalam bercinta. Tanpa variasi, lama-lama pasti akan jenuh juga. Ingat, seks suami-istri itu adalah seks bersih. Jadi, mau model apa saja, boleh, kok, yang penting saling percaya. Variasi hubungan seksual juga dipengaruhi oleh pengetahuan seksual yang baik. “Kalau pengetahuan seksualnya tidak baik, gaya bercintanya pun itu-itu saja. Lama-lama bosan, akhirnya gairah pun lenyap.

Yang harus diperhatikan adalah faktor organik, misalnya adanya penyakit, yang bisa membuat libido tak muncul. Penyakit yang bisa mengganggu fungsi seksual, misalnya penyakit karena kelainan pembuluh darah, persarafan, maupun hormonal. Penyakit karena kelainan pembuluh darah bisa karena tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit hati, ginjal, jantung. Namun orang yang menderita penyakit pun, seandainya dikelola dengan baik, tidak harus menyebabkan gangguan fungsi seks. Yang penting bisa teregulasi dengan baik.

Yang Penting Enjoy

Seringkali orang bertanya, berapa kali, sih, sebetulnya kemampuan ‘normal’ orang bersenggama? “Enggak ada batasnya. Kalau dua-duanya bisa menikmati, sehari sepuluh kali pun, enggak ada masalah. Yang bermasalah adalah jika salah satu pasangan maunya lebih, sementara satunya tidak mau. “Ini berarti hubungan seksualnya tidak harmonis.

Yang harmonis adalah jika kedua belah pihak bisa saling menikmati. Kalau sama-sama nikmat, kan pasti ingin mengulang.

Jadi, sepanjang kedua belah pihak bisa menikmati, tak ada masalah mau berapa kali berhubungan seks. “Yang penting pasangan enjoy-enjoy saja. Kalau salah satu menghendaki, sementara pasangannya tidak, berarti ada masalah. Sebetulnya semakin tua, seks pun seharusnya makin nikmat. “Contohnya, mitos bahwa setelah menopause wanita tak punya gairah lagi. Ini jelas tak benar. Karena yang terjadi, wanita malah benar-benar melakukan seks hanya untuk rekreasi, tidak berpikir yang lain-lain.

Dimensi seks sendiri ada empat, antara lain seks prokreasi (niat punya anak), seks dimensi rekreasi, relasi, dan institusi (untuk memperkuat perkawinan). “Masalahnya, banyak pasangan suami-istri yang kurang pengetahuan seksualnya, sehingga kepuasan dan kenikmatan hanya dinikmati oleh salah satu pihak. Ini yang terkadang memicu masalah. Sang pria bisa orgasme, tapi cuek. Sementara istrinya tidak bisa orgasme karena tidak mengetahui seksualitas yang benar. Misalnya bagaimana foreplay, berapa lama, dan sebagainya.”

Jika Libido Beda

Nah, agar tercipta hubungan seks yang baik, diperlukan beberapa syarat. Salah satu yang penting adalah komunikasi. “Saling menyampaikan. Kalau enggak ada komunikasi, pasangan enggak bakal tahu apa yang diinginkan pasangannya. Misalnya, istri masih ingin dirangsang, sementara suami sudah tak lagi punya gairah. “Ini bisa bermasalah. Istri menuduh suami sudah letoy, sementara suami mengira libido istri terlalu besar, atau sebaliknya.”

Istri bisa saja minta suami meneruskan rangsangan, tanpa harus melakukan penetrasi. “Kalau diam saja, dan suami langsung berhenti, ya enggak adil. Yang paling adil adalah saling komunikasi. Misalnya istrinya merasa masih pengen dirangsang, ya katakan saja. Orgasme itu, kan, puncak kenikmatan karena sensasi seksual, tidak harus dengan penetrasi.” Jadi, makin lama harusnya makin nikmat, seiring pengetahuan seksual dan komunikasi yang bagus.

Yang harus diingat wanita butuh waktu yang lebih panjang untuk memperoleh bangkitan seksual. “Siklus seks wanita itu, kan, pelan sampai ke puncak, turunnya juga pelan. Sementara pria naiknya cepat, turunnya juga cepat.” Pada pria, untuk orgasme lagi, ia harus kembali ke siklus awal, yakni memulai libido. “Lain dengan wanita, yang bisa orgasme terus-menerus selama rangsangannya tak berkurang. Banyak pasangan suami-istri yang memiliki libido yang berbeda. “Yang satu baik, yang satu jelek. Bisa saja karena pengetahuan seksualnya yang berbeda atau karena faktor lain.” Misalnya yang satu bugar, pasangannya tidak. “Sekarang banyak wanita yang aktif menjaga kebugarannya. Ikut senam-lah, fitness-lah, sehingga kebugarannya bagus. Sementara sang suami sibuk bekerja, tak sempat menjaga kebugarannya sebagus istrinya.” Ini yang akhirnya menimbulkan masalah. Libido istri tinggi, sementara suaminya loyo. “Lebih bagus bugar kedua-duanya, atau sama-sama tidak bugar, jadi tuntutannya sama, enggak ada masalah. Kalau hanya satu yang bugar, pasti menimbulkan masalah.

Yang harus diingat, gairah untuk pria maupun wanita tidak berbeda. “Selama wanita menikmati, gairahnya akan terus ada. Tak benar mitos yang mengatakan gairah pria lebih tinggi. Wanita pun kalau bisa menikmati, malah bisa lebih aktif.

Langkah Seks Harmonis

Tingkatkan pengetahuan seksual.
Tingkatkan kebugaran bersama pasangan. Jangan hanya sendirian.
Jika mengidap suatu penyakit, segera tangani secara baik, karena bisa memengaruhi fungsi seks. Penyakit-penyakit yang bisa berpengaruh salah satunya adalah penyakit yang mengganggu pembuluh darah, seperti kencing manis, tekanan darah tinggi, penyakit hati, ginjal, jantung.
Kalau ada masalah seksual, segera selesaikan dengan pasangan. Kalau tak mampu, konsultasikan ke seksolog. “Kalau masalah tidak segera ditangani, jadinya seperti lingkaran setan. Makin lama akan makin mengganggu kegiatan berikutnya.

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :