Thursday, February 17, 2011

Kebal Kanker ala Orang-orang Cebol di Ekuador

Di balik ukuran fisiknya yang abnormal, sekelompok orang cebol di Ekuador dengan tinggi rata-rata maksimal 1 meter punya kelebihan yang patut disyukuri yakni tidak pernah kena kanker dan diabetes. Apa rahasianya?

Sekelompok orang cebol itu adalah penduduk sebuah desa di lereng Pegunungan Andes, Provinsi Loja di wilayah selatan Ekuador. Tinggi badan orang-orang cebol yang jumlahnya mencapai 100-an orang itu rata-rata hanya 106 cm sehingga desanya dijuluki Kampung Kurcaci.

Secara genetik, sebagian besar penduduk Kampung Kurcaci memiliki gangguan pertumbuhan yang disebut Laron Syndrome. Gangguan ini menyebabkan produksi hormon pertumbuhan terhambat, sehingga keberadaan orang cebol selalu menjadi bagian tak terpisahkan di Kampung Kurcaci.

Namun di balik kekurangan fisik tersebut, ada fakta menarik yang menggelitik para peneliti dari University of Southern California. Dari sekian banyak orang cebol di kampung itu, tak ada satupun yang mengidap kanker dan diabetes dalam 23 tahun terakhir.

Apa rahasianya?

Valter Longo, ilmuwan yang memimpin penelitian itu mengungkap bahwa rahasianya terletak pada mutasi genetik. Gen yang bermutasi adalah gen IGF-1, yang bertanggung jawab dalam produksi hormon pertumbuhan sekaligus berhubungan dengan berbagai risiko penyakit kronis.

Kelaianan genetik ini menginspirasi Longo untuk mengembangkan teknologi pencegahan penyakit kronis, terutama kanker. Dengan menghambat hormon pertumbuhan, diharapkan orang sehat bisa mendapatkan efek yang sama dengan warga Kampung Kurcaci yakni menjadi kebal kanker.

"Seandainya berhasil, efek samping penghambatan hormon pertumbuhan dipastikan sangat kecil. Risiko kematian akibat kanker tentu jauh lebih besar," ungkap Longo dalam laporannya di jurnal Science Translational Medicine, seperti dikutip dari Foxnews, Kamis (17/2/2011).

Ide untuk menghambat hormon pertumbuhan akan diwujudkan melalui obat-obatan. Jenis obatnya sama seperti obat untuk mengatasi gigantisme, yang penggunaannya telah mendapat persetujuan dari lembaga pengawas obat dan makanan Amerika yakni Food and Drug Administration (FDA).

http://health.detik.com/read...........l991101755

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :