Saturday, February 19, 2011

RENUNGAN ...Menjaga kesucian cinta

Ada seorang pemuda bernama Abdurrahman bin Ammar. Ia dikenal sebagai seorang pemuda yang ‘abid (ahli ibadah). Saking rajinnya dalam hal ibadah, pemuda itu dijuluki sebagai pendeta. Suatu hari, ketika tiba di Makkah, ia melewati rumah seorang gadis yang bernyanyi. Mendengar nyanyian seorang gadis, Abdurrahman berhenti dan mendengarkan nyanyiannya dengan seksama. Pembantu sang gadis memorgoki Abdurrahman yang sedang asyik mendengar nyanyian sang gadis. Bukannya marah, pembantu itu, malah pembantu itu mempersilahkan Abdurrahman masuk ke dalam rumah gadis itu. Abdurrahman menolaknya.

“Baiklah, kalau begitu. Duduklah tuan di sebelah tempat, sehingga tuan bisa mendengarkan nyanyiannya tanpa harus melihatnya,” kata pembantu itu menyarankan.

Abdurrahman menyetujui saran pembantu itu. Di sebuah tempat yang terlindung, Abdurrahman asyik menyimak nyanyian yang didendangkan oleh sang gadis. Makin lama mendengar, Abdurrahman makin terhanyut oleh kemerduan suara sang gadis. Hingga pembantu itu menghampiri Abdurrahman dan berkata, “Apakah tuan berkenan jika saya mengatur agar ia bisa bertemu dengan tuan?” kata pembantu sang gadis.

Abdurrahman tampak ragu-ragu, namun akhirnya ia memberikan jawaban yang mengisyaratkan persetujuannya.

Pada suatu hari yang telah ditentukan, mereka (Abdurrahman dan sang gadis) benar-benar bertemu. Nampaknya, pandangan pertama benar-benar mengesankan. Abdurrahman jatuh hati pada sang gadis, begitu juga sebaliknya. Akhirnya, tersiarlah kabar percintaan mereka ke segenap penjuru kota Makkah. Hingga suatu hari, sang gadis mengungkapkan isi hatinya kepada Abdurrahman. “Sungguh, demi Allah, aku mencintaimu,” kata sang gadis.

“Demi Allah, aku pun begitu adanya,” kata Abdurrahman menimpal. “Demi allah, aku ingin sekali bibirku berpagutan dengan bibirmu,” kata sang gadis kemudian.

“Demi Allah, aku pun juga ingin melakukannya,” jawab Abdurrahman. “Lalu mengapa engkau tidak segera melakukannya? Toh tempat ini sepi,”kata sang gadis.

“Celaka engkau! Sesungguhnya aku mendengar Allah telah berfirman, ‘Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya jadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa’. Demi Allah aku tidak ingin hubungan diantara kita di dunia ini akan berubah menjadi permusuhan pada hari kiamat. “ Setelah berkata begitu, Abdurrahman segera beranjak pergi. Mata Abdurrahman basah. Abdurrahman meneteskan airmata karena cintanya yang begitu dalam kepada gadis itu.

Ya, Abdurrahman telah memberikan contoh bagaimana menjaga kesucian cinta. Meski cintanya kepada sang gadis begitu membara, Abdurrahman tidak ingin menodai cintanya dengan kemaksiatan.



Guys, contoh tersebut sangat bagus sekali. Tetapi di zaman yang makin gila ini (contohnya gw sendiri) sudah melupakan yang namanya peraturan (Allah). Tidak ada lagi yang namanya batas-batas. Tidak ada lagi rasa takut. Itu semua karena kita, gw sendiri merasa jauh dari yang namanya bertaqwa. Mudahan bacaan sekilas ini bisa merubah sedikit pandangan kita (dan gw khususnya) terhadap yang namanya pacaran. Trims

Sumber: Buku ‘Ia masuk surga padahal tak pernah shalat’.


http://asmarie.blogdetik.com/2009/11/08/menjaga-kesucian-cinta/

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :