Friday, December 23, 2011

Heboh...Sudah Siap Jadi Donor Organ Ternyata Tak Jadi Meninggal

Seorang pria mengalami kematian otak akibat kecelakaan parah dan diperkirakan tak mungkin bisa pulih. Ia bahkan sudah terdaftar jadi donor organ, namun sesaat sebelum alat bantu kehidupannya dicabut ternyata otaknya kembali berfungsi.

Sam Schmid (21 tahun), seorang mahasiswa di Arizona mengalami kecelakaan mobil beberapa waktu lalu sehingga mengalami koma akibat kematian batang otak. Selama beberapa hari bertahan hidup dengan alat bantu kehidupan, dokter memperkirakan sudah tidak ada harapan sama sekali.

Di bagian luar, pria ini mengalami cedera parah yakni retak dan patah tulang di sekujur tubuhnya. Namun yang paling parah, otaknya mengalami perdarahan hebat serta aneurysm atau pembengkakan pembuluh darah di hampir semua bagian otak yang memicu stroke.

Setelah menjalani operasi untuk megnatasi aneurysm, Sam yang juga seorang atlet ski dan pelatih baskte ini kondisinya tidak membaik. Ia tetap koma sehingga dokter mulai putus asa dan menghubungi orangtuanya di Barrow Neurological Institute, Phoenix.

"Dalam beberapa titik, saya tahu harus membuat keputusan dan saya tetap berdoa," kata ibu Sam, Susan Regan yang salah satu keputusannya adalah menyetujui anaknya didaftarkan sebagai donor organ, seperti dikutip dari ABC News, Jumat (23/12/2011).

Ketika keluarga dan dokter lain tengah mempersiapkan kemungkinan terburuk dan merencanakan untuk melepas alat bantu kehidupan, seorang dokter meminta pemindaian ulang untuk terakhir kalinya. Dokter ini adalah Dr Robert Spletzler, seorang ahli bedah saraf.

Dalam pemindaian terakhir tersebut, Dr Spletzler menemukan beberapa kemajuan yang tidak diduga sebelumnya. Ia tidak lagi menemukan sumbatan-sumbatan pembuluh darah di otak serta membuat kesimpulan baru bahwa kondisi saat ini masih menjanjikan peluang kesembuhan.

Keputusan Dr Spletzler untuk menunda pelepasan alat bantu kehidupan benar-benar menjadi mujizat bagi Sam. Dalam 7 hari sejak pemindaian tersebut, ia merespons perintah dokter dengan menggerakkan 2 jarinya. Sebuah kemajuan kecil, namun mengubah segala-galanya.

Tidak bisa dibayangkan seandainya saat itu dokter benar-benar melepas alat bantu kehidupan yang membuat Sam tetap hidup sampai sekarang. Jika hal itu jadi dilakukan mungkin ginjal, paru-paru dan jantung Sam sudah tercerai-berai karena didonorkan ke orang lain.

"Saya sendiri melihatnya sangat aneh, tiba-tiba saya merasa bodoh melihat kemajuan yang begitu pesat dalam waktu singkat," kata Dr Spletzler yang juga menyampaikan bahwa saat ini Sam sudah mulai belajar bicara dan menggerakkan anggota tubuhnya yang lain.

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :