Monday, November 1, 2010

‘Jimat’ Orang Modern

Produk energy muse tengah populer. Ketikkan energy muse di google. Wuzz… dengan cepat Anda akan mendapat bukti betapa populer kata ini di dunia maya (meski sebagian besar berupa laman jualan).

Awalnya orang rame-rame mengenakan kristal, diikuti biofir, titanium, dan batu-batu alam. Belakangan, muncul pula tren sticker hologram dan gelang power balance, gelang warna-warni dengan hologram keperakan.

Produk energy muse tersebut bagi pemiliknya ibarat sorcerer’s stone (batu bertuah), yang harus selalu dipakai untuk membantu tubuh berfungsi secara optimal.

MANFAATNYA TERASA
Dua tahun lalu Maylaffaiza (34) terpesona pada gelang kristal warna pink yang dipakai temannya. “Perasaan saya begitu kuat untuk memiliki gelang itu. Warna pink kristalnya terlihat begitu nyaman dan damai.”

Maylaf meminta temannya untuk membelikan gelang kristal bernama rose quartz itu. “Itu adalah kristal pertama yang membuat saya jatuh cinta. Saya lalu tertarik untuk mengenal kristal, yang ternyata memiliki getaran yang memengaruhi energi dalam diri saya secara halus,” imbuh pemain biola ini.

Eksplorasi Maylaf terhadap batu-batu alam kemudian nyaris tak terbendung. Setelah rose quartz yang energinya bisa menimbulkan efek rasa cinta, rasa penghargaan dan penerimaan terhadap diri sendiri, ia juga mencoba kristal lain, seperti clear quartz, amethyst, turquoise, jade, citrine, tiger eyes, fluorite, jasper, dan carnelian.

Bagaimana ia memilih kristal yang paling tepat untuknya? “Berdasarkan insting saja. Saya percaya semua yang ada di alam ini bergetar. Manusia dan apa pun yang ada di alam saling beresonansi. Ketika saya suka terhadap sebuah kristal yang saya lihat, berarti memang itulah kristal yang saya butuhkan,” katanya.

Ricky Firmansyah (31) juga merasakan manfaat gelang power balance. Head of marketing sebuah bank ini sejak tahun lalu tidak bisa lepas dari gelang warna hitamnya itu. “Awalnya saya memakai yang berbentuk sticker hologram yang saya tempelkan di arloji. Karena merasakan manfaatnya, saya kemudian memakai gelangnya,” kata Ricky.

Sebagai penggemar olahraga surfing, renang, dan lari, Ricky mengaku sangat terbantu oleh keberadaan gelang itu. “Misalnya, saat berenang, tangan saya tidak terasa sakit lagi ketika melakukan gerakan mengayuh. Dulu, setiap kali mengayuh, bahu saya seperti berbunyi ‘klek’, seperti ada gerakan antara tulang atau otot. Ketika saya lari, pergelangan kaki yang dulu kerap terasa sakit, kini sudah tidak saya rasakan lagi,” kisah Ricky, yang mengaku tetap percaya pada kekuatan power balance, meski sang istri tidak berminat.

Gelang power balance juga membantu Aliya Larasati Dahlan (29) tetap fit. Sebagai sutradara sebuah program televisi favorit, hari-hari Aliya dipenuhi jadwal syuting yang padat. Nyaris sulit mendapatkan waktu istirahat. “Kebetulan, beberapa waktu lalu saya diberi oleh teman. Percaya tidak percaya, pertama kali pakai, badan saya langsung jadi lebih segar, meski seharian syuting. Esoknya, bangun tidur juga bisa lebih bersemangat, nggak malas-malasan lagi,” tutur Aliya.

Cerita berbeda datang dari Mailansyah R. (32). Sebagai perokok dan peminum kopi kelas berat, Mailan merasa harus mulai menjaga kesehatan. Seorang kawan memberi tahu bahwa ada produk dari Jepang bernama biofir yang bisa membuatnya tidak lagi kecanduan rokok dan kopi.

“Tahun 2007, saya membeli satu set kalung dan gelang seharga sekitar Rp1,4 juta. Saya membongkar kalung dan gelang yang terbuat dari butiran manik-manik bening laksana tasbih itu, dan menguntainya menjadi satu kalung panjang. Sejak pakai kalung itu, setiap kali merokok, saya tidak merasakan kenikmatannya lagi. Begitu juga ketika minum kopi. Semua rasanya hambar,” tutur Mailan, yang sering diledek dukun oleh teman-temannya gara-gara mengenakan kalung itu.

BUKAN SUGESTI?
Orang yang skeptis, akan menganggap benda-benda itu hanyalah benda-benda sugesti. Sugesti adalah suatu kondisi mental yang tercipta karena sesuatu yang termanipulasi secara psikologis. Namun, Maylaffaiza yang telah melakukan riset mengenai kekuatan batu-batu kristal itu, menolak penyebutan ini.

“Manusia, makhluk hidup, dan seluruh benda yang ada di dunia ini pada dasarnya terdiri dari atom-atom yang bergetar dan saling beresonansi. Getaran itu yang menghasilkan energi. Dan di lapisan energi inilah produk-produk seperti power balance atau batu kristal alam bekerja pada tubuh manusia,” kata Maylaf.

Noviana Kusumawardhani, tarot reader, dan intuition coach yang sudah 5 tahun mempelajari kekuatan batu-batu alam, menegaskan, keistimewaan kristal tak lain karena memiliki daya efek piezo-elektrik dan piro-elektrik.

Daya piro-elektrik adalah daya yang dapat mengubah energi kinetik (daya pukulan) menjadi energi listrik. Sebagai bukti, bila ujung kristal yang lancip dipukul dalam ruangan gelap, akan menimbulkan percikan api. Sedangkan daya piezo-elektrik adalah kemampuan untuk menarik kemudian melemparkan energi listrik pada permukaannya. “Efek itu terlihat ketika kristal tourmaline dimasukkan ke dalam bara api. Ketika kristal menjadi panas, ia akan menarik abu kemudian melontarkannya,” jelas Novi.

Namun, dari semua kemampuan kristal itu, Novi lebih menekankan manfaat kristal untuk keseimbangan cakra. “Secara harfiah, cakra berarti roda. Menurut ahli yoga, dalam tubuh kita ada pusaran energi yang berbentuk lingkaran seperti roda yang berputar. Pusaran energi itulah yang disebut cakra. Secara metafisika, cakra dipandang sebagai penghubung antara tubuh fisik dengan ‘tubuh halus’ (mencakup emosional, mental, spiritual). Energi cakra merupakan energi vital bagi tubuh,” katanya.

Karena tingkat kebutuhan energi setiap orang berbeda, maka masing-masing kristal memiliki manfaat sendiri. Karena, unsur-unsur kimia kristal juga berbeda-beda. “Misalnya, sehubungan dengan tugas saya sebagai pembaca tarot, saya memakai black tourmaline. Mungkin karena saya amat peka terhadap energi. Jadi, kalau membaca tarot dan kebetulan klien berenergi negatif, saya begitu mudah menyerap energi tersebut. Efeknya, saya sering merasa mual dan pening tiba-tiba. Kristal yang saya pakai itu bisa mengeblok energi negatif tersebut,” papar Novi.

Untuk gelang power balance yang dipercaya membuat fungsi tubuh lebih optimal, juga disepakati Gurumirlang, physical trainer. “Gelang tersebut membantu menstabilkan energi listrik di dalam tubuh kita,” kata Gugi, panggilan akrabnya. Gugi sendiri memakai gelang power balance untuk membantu kestabilan staminanya sehubungan dengan pekerjaannya. Ia merasakan bahwa kekuatan tubuhnya memang lebih stabil.

CEK KEDALUWARSANYA
Menariknya, produk-produk energy muse ini juga bisa membuat gaya penampilan. Ricky, misalnya, ia memilih power balance ketimbang produk lain seperti kristal atau gelang titanium, karena bentuk power balance lebih keren. “Berbeda dari produk lain yang kesannya tua,” katanya, tertawa.
Meski di pasaran gelang power balance tersedia dalam warna-warna yang eye catching, Ricky memilih warna hitam dan transparan. Alasannya simpel, agar tidak harus selalu menyerasikan gelang dengan bajunya. Aliya pun demikian, ia memilih hitam agar bisa dipadupadankan dengan baju warna apa saja.

Untuk gelang power balance yang asli, harganya sekitar Rp395.000. Kini, banyak sekali gelang palsu yang bisa didapatkan hanya dengan harga Rp20.000.

Untuk mengoleksi kristal, Maylaf mengeluarkan biaya yang tak sedikit. “Karena kalung atau gelang kristal yang saya pakai biasanya sudah rangkaian atau campuran berbagai batu kristal, wajar jika harganya mahal,” katanya. Untuk kalung, Maylaf membeli yang seharga Rp1,2 juta – Rp1,8 juta, sementara untuk gelangnya bisa mencapai Rp600.000 – Rp800.000.

Menurut Novi, mahal murahnya kristal tergantung kesulitan cara mendapatkannya. “Kristal sugilite termasuk yang paling mahal. Saya biasanya menjual gelang kristal seharga Rp150.000 – Rp300.000,” katanya. Bagaimana membedakan antara kristal asli dengan yang palsu? Novi mengatakan, ada cara sederhana, yakni dengan menggigitnya. “Kalau benar kristal asli, ia akan keras dan solid. Tapi, kalau campuran kaca dan gelas, ia cenderung rapuh. Kalau campuran plastik, ketika digigit pasti akan lecet,“ jelasnya.

Untuk mengetahui keaslian power balance, I Putu Surya, salah seorang distributor gelang power balance, menyarankan, “Minta penjualnya untuk mengetes manfaat gelang power balance dengan sebuah alat khusus. Pada gelang yang asli, gelang langsung memberikan ketiga manfaat power balance, yakni keseimbangan, kekuatan, dan fleksibilitas, pada saat itu juga,” terangnya.

Meski merasakan manfaatnya, Gugi bersikap kritis bahwa gelang power balance ada masa ‘kedaluwarsanya’. Kapankah itu? “Kalau kita sudah merasakan bahwa tubuh kita sudah bekerja maksimal.” Menurut Gugi, fungsi utama gelang itu adalah untuk membantu mengoptimalkan kekuatan, fleksibilitas, dan kestabilan fungsi tubuh. Jadi, ketika si pemakai sudah merasakan hasilnya, gelang itu sudah tak ada gunanya.

Novi menambahkan, kristal juga akan bekerja optimal bila ada sinergi energi dengan pemiliknya. Kalau katakanlah pemiliknya tidak percaya, meskipun tetap bisa berfungsi, kekuatannya akan lemah. “Si pemakai juga harus mengubah mindset dan menjalankan gaya hidup yang lebih baik. Bila tidak ada perubahan itu, mau pakai berkilo-kilo kristal tidak ada gunanya,” papar Novi.

Penulis: Yoseptin Pratiwi

[Dari femina 40 / 2010]

No comments:

Post a Comment

Bagikan ke :